Strategi pembinaan pondok pesantren melalui pembinaan Life Skill

Keterampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian).  Maka seseorang dikatakan trampil bila dapat melakukan sesuatu tugas pekerjaan dengan baik dan cermat. Orang yang trampil mahir melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan.

Mengenai strategi pembinaan pendidikan keterampilan dan pengembangan tenaga kerja di pondok pesantren ini di laksanakan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan keterampilan dan latihan kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Life Skill Education - Pondok Pesantren
Pendidikan Life Skill dalam Pondok Pesantren dilakukan sebagai sarana Santri dalam mengembangkan bakat dan persiapan diri ketika lulus dari Pondok.
Diantara komponen-komponen pendidikan yang disarankan untuk diterapkan dalam pondok pesantren dalam maslah pendidikan adalah sebagai berikut :
  1. Pendidikan dan pengajaran agama
  2. Pendidikan kepramukaan
  3. Pendidikan kesehatan dan olahraga
  4. Pendidikan kesenian
  5. Pendidikan keterampilan
Adapun kelima komponen tersebut diatas adalah pada masa pelita II yang nantinya akan dikembangkan pada pelita-pelita berikutnya. Sedangkan keterampilan kejuruan yang di kembangkan pada pondok pesantren yang dijadikan pengembangan komprehensip selama pelita II adalah sebagai berikut :
  1. Kejuruan radio elektronika
  2. Kejuruan PPK, penjahitan, dan Perajutan.
  3. Kejuruan perbengkelan, solder dan mesin
  4. Kejuruan potografi, kesenian dan olah raga.
  5. Kejuruan pertanian (perikanan, peternakan, persawahan)
  6. Kejuruan administrasi dan managemen.
Pendidikan keterampilan kejuruan di pondok pesantren ini perlu dikembangkan untuk keperluan para santri sebagai modal kerja untuk menjadi manusia yang bersemangat wiraswasta sekaligus untuk menunjang pembangunan masyarakat di lingkungan sekitar.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka dirumuskan program yang terdiri dari program dasar dan program latijan. Dimana untuk program dasar ini dimaksudkan agar para santri yang telah mengikuti kegiatan pendidikan keterampilan kejuruan, akan dapat memiliki sejumla pengetahuan tentang keterampilan kejuruan yang di inginkan yang sesuai dengan minat dan kemampuan para santri itu sendiri.

Mengenai program dasarnya dirumuskan seperti di bawah ini :
1.    Administrasi dan Manajemen
2.    Perbengkelan :
  • Radio dan elektronika.
  • Mesin
  • Las
  • Logam
3.    Aneka kerajinan dan pertukangan
4.    Penjahitan dan perajutan.
5.    Pertukangan :
  • Perladangan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
Berkenaan dengan materi atau bahan yang disajikan kepada para santri dalam program dasar ini harus terarah kepada tujuan komponen kegiatan pendidikan serta menunjang terhadap penyelenggaraan program latihan. Adapun maksud dari program latihan ini agar santri memiliki keterampilan kejuruan yang praktis. Adapun program latihan ini meliputi :
  1. Mengadakan latihan atau praktek tentang perbengkelan
  2. Mengadakan latihan atau praktek tentang administrasi dan managemen.
  3. Mengadakan latihan atau praktek tentang pertanian.
  4. Mengadakan latihan atau praktek tentang perajutan dan penjahitan.
  5. Mengadakan latihan atau praktek tentangpertukangan
  6. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan, latihan dan praktek kejuruan terhadap masyarakat di lingkungan pondok.
  7. dan lain sebagainya.
Seluruh bentuk aktivitas pelatihan sertapraktek pendidikan keterampilan diatas tentunya tak luput dari pijakan pengertian serta fungsi pesantren bagi para santri yang menimba ilmu di dalamnya. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa bahwa pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh figur perorangan (kyai) sebagai figur sentral yang berdaulat menetapkan tujuan pendidikan pondoknya adalah mempunyai tujuan-tujuan yang tidak tertulis yang berbeda-beda.

Pengertian dasar pesantren adalah tempat  belajar para santri, sedangkan pondok pesantren berarti  rumah atau tempat tinggal yang sederhana yang terbuat dari bambu. Di samping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa Arab “funduq” yang berarti hotel, atau asrama. 

Sedangkan “fungsi pesantren” bisa juga dimaknai sebagai tempat mendidik santri, mengandung arti sebagai usaha untuk membangun atau membentuk pribadi, warga negara dan bangsa. 

Melalui pendidikan pesantren ini, diharapkan mampu membentuk pribadi muslim yang tangguh, harmonis, mampu mengatur kehidupan pribadinya, mengatasi persoalan-persoalannya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya serta mengendalikan serta mengarahkan kehidupannya. Karena pendidikan pesantren memiliki berbagai macam dimensi, ialah dimensi psikologis, fisiologis, religis, ekonomi, politis dan sebagaimana ragamnya dimensi-dimensi pendidikan  pada umumnya.

Referensi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Keterampilan, Tehnik dan Kerajinan, Roro Karya, Jakarta, 1980.
Proyek Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren Jurusan Pertanian, Pedoman Penyelenggaraan Unit Keterampilan Pondok Pesantren, Pedoman Penyelenggaraan Unit Keterampilan Pondok Pesantren Jurusan Pesantren, Depag. Jakarta, 1981, hal. 11.
Marwan Saridjo, dkk,Op. Cit, hal. 75.
Ibid. hal. 67
Ibid, hal. 68.
HM. Arifin, M. Ed. Kapita Selekta Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1991, hal.247.
Zamakhsyari Dhofir, Op. Cit., hal.18.
Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Kholiq (Ed), Op. Cit., hal.40-41
Ibid.