Pengertian Motivasi Dalam Konsep Belajar

Dalam hidup, kita senantiasa tidak akan pernah terlepas dari yang dinamakan "Belajar". Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai suatu proses pencarian, dari yang awalnya kita tidak tahu menjadi tahu. Dalam proses pencarian tersebut harus ada yang dijadikan sebagai landasan-landasannya. Adapun landasan tersebut memiliki fungsi untuk menggapai tujuan dari suatu proses pencarian dalam belajar. Landasan yang penulis maksud adalah motivasi yang timbul dari diri seseorang. Dan dibawah ini, kita akan membahas, apasih pengertian Motivasi yang terdapat dalam Konsep Belajar. Mari kita bersama-sama menyimak ulasan penulis.

1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dan menentukan dalam proses penyampaian tujuan. Keberhasilan di dalam mewujudkan keinginan sebagian besar tergantung pada manusianya.  Artinya, seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat cenderung lebih gigih berupaya mencapai apa yang dicitakannya, demikian juga sebaliknya.

Secara etimologi, motivasi juga berasal dari bahasa latin “movere”. Movere sendiri memiliki menggerakan (to move).  Tetapi dengan kata itu saja belumlah cukup untuk menjelaskan pengertian motivasi secara lebih jelas.

Menurut Prench, motivasi merupakan :
Motivation may be defined as the desire and willingness of a person to ecpend effort to reach a particular goal or outcome. (Motivasi adalah keinginan serta kemauan seseorang yang dilakukan guna mencurahkan seluruh upayanya untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu).

Artikel Pendukung : Motivasi Belajar Siswa, Peran Guru Sebagai Motivator

Dari seluruh pengertian yang ada, maka dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan motivasi adalah faktor penggerak yang melatarbelakangi perilaku seseorang, atau alasan-alasan, dorongan-dorongan yang dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagai suatu teknik untuk mencapai tujuan.

Pengertian Motivasi Dalam Konsep Belajar
Memotivasi orang lain, bukan sekedar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang untuk melakukan sebuah hal, akan tetapi juga sebuah seni yang melibatkan seluruh kemampuan dalam mengenali diri serta mampu mengelola seluruh emosi diri sendiri hingga orang lain.  Setidaknya harus diketahui bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya.  Ada 3 (tiga) jenis atau tingkatan motivasi seseorang yaitu  :
  1. Motivasi yang dilandasi oleh rasa takut (fear motivation).  Seseorang melakukan sesuatu karena berada dalam suatu keadaan takut, jika tidak maka sesuatu yang dinilai buruk olehnya akan terjadi, contohnya apabila seseorang merasa takut kepada pemimpin karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut terjadi sesuatu orang tersebut.
  2. Motivasi karena ingin mencapai tujuan (achievment motivation). Setidaknya jenis Motivasi yang nomor dua ini lebih baik dari motivasi yang nomor satu karena di dalamnya sudah terdapat tujuan.  Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai sesuatu atau prestasi tertentu.
  3. Motivasi yang berasal dari kekuatan dalam (inner motivation), motivasi yang nomor tiga ini dapat diartikan sebagai sebuah keinginan yang didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.  Seseorang yang telah menemukan misi bekerjanya yang didasari oleh nilai (value) sudah tertanam dalam hidupnya.  Bentuk dari nilai tersebut dapat berupa rasa kasih (love) terhadap sesama manusia atau hanya sebatas ingin memiliki makna dalam menjalani kehidupan.  Seseorang yang dalam hidupnya memiliki motivasi seperti ini kemungkinan besar mempunyai misi yang jauh ke depan.  Menurutnya bekerja bukan hanya sebatas untuk mendapatkan sesuatu, seperti (kebanggaan, prestasi , uang, harga diri) akan tetapi merupakan proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.
Artikel Pendukung : Faktor Intern Yang Dapat Mempengaruhi Belajar
 Jadi yang dimaksud motivasi disini, merupakan rasa ingin serta kemauan seseorang untuk melakukan segala upayanya guna mencapai tujuan.  Oleh sebab itu motivasi tidak akan muncul jika seandainya tidak memiliki landasan atas segala sesuatu yang didasari oleh keinginan atau kebutuhan.  Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan rangsangan untuk menggerakkan diri seseorang demi suatu tujuan tertentu.

Sehingga secara garis besar motivasi seseorang dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.  Jadi tidak semata merupakan kehendak-kehendak pribadi, sebab lingkungan dapat mempengaruhi sikap, pandangan dan tindakan-tindakan kita.

2.  Pengertian Belajar
Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan senantiasa dihadapi oleh setiap orang.  Maka dari itu banyak para ahli membahas dan menghasilkan berbagai pengertian tentang belajar dan mengajar.  Dalam kesempatan ini tidak penulis pertentangkan kebenaran setiap teori atau pengertian yang dikemukakan, tetapi yang lebih penting adalah pemakaian teori-teori itu dalam praktik kehidupan yang lebih cocok dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Lester D. Crow dan Alice Crow berpendapat bahwa belajar merupakan suatu perubahan dari suatu individu yang dapat diukur dari kebiasaan, sikap dan pengetahuan.

Muhibbin Syah mengatakan  :
Kemampuan dan Perubahan untuk merubah diri, merupakan batasan dan makna yang terdapat dalam proses belajar. Hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk berubah karena itu belajarlah, maka kemampuan yang dimiliki manusia dapat berkembang lebih maju  jika dibandingkan dengan makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.

Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah agar seseorang dapat merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki kekmampuan atau keterampilan, dan relatif dapat bertahan sehingga bila diperlukan dapat didayagunakan.

Belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku yng didasari oleh hubungan dari hasil interaksi antara manusia sebagai subjek dengan sumber belajar. Sementara itu, sumber belajar itu sendiri bisa berupa guru, lingkungan, buku, sesama teman dan pengalaman.

Sementara itu, kata “Belajar” dalam sudut pandang yang lain dapat diartikan, sebuah proses perubahan tingkah laku yang direfleksikan dalam bentuk penguasaan dan penilaian pada sikap serta nilai-nilai, kecakapan  dan pengetahuan dasar yang terdapat dalam belajar, aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasikan.

Orang yang telah melakukan belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan perbuatan belajar.  Di dalam belajar terdapat penambahan dan peningkatan perilaku.  Penguasaan diri yang terjadi dari hasil belajar merupakan perubahan yang paling sederhana dan mudah, tingkat perubahan selanjutnya ialah penggunaan keterampilan.  Apa saja yang telah dikuasai itu baik dalam penambahan maupun peningkatan diri yang kemudian digunakan dalam kehidupannya.

Di dalam belajar seseorang menggunakan berbagai kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya agar proses penyerapan berhasil dengan cepat dan menetap.  Sebagai contoh : seorang anak masih berumur 4 sampai 5 tahun atau dia sedang duduk di kelas 1 SD / MI pada umumnya belum dapat membaca dan menulis.  Mereka belum tahu abjad dan huruf.  Pada masa sebelum sekolah, sebenarnya mereka telah memiliki dan memperkembangkan berbagai pola tingkah laku, tetapi dari pola-pola tingkah laku tersebut tidak ataupun dapat digunakan untuk membantu perbuatan membaca dan menulis.  Maka untuk melakukan perbuatan ini ia harus ,menguasai pola kegiatan baru antara lain memiliki kemampuan melihat, menggerakan mulut, lengan dan tangan, membuat tanda-tanda sederhana.  Membaca dan menulis memerlukan pola kegiatan yang dikoordinasikan dan jelas dan berbeda dari sebelum pandai membaca dan menulis.

Dalam hubungannya dengan belajar membaca al-qur’an maka anak-anak yang sebelumnya tidak atau belum bisa membaca al-qur’an setelah diberikan pelajaran melalui serangkaian motivasi secara perlahan terjadi perubahan pada diri anak, yaitu berupa kemampuan untuk mengenali huruf dan cara membacanya.

Karena itu Rasulullah SAW mewajibkan seluruh umatnya untuk belomba-lomba dalam mencari ilmu pengetahuan, sebagaimana dinyatakan dalam sabda-sabda berikut  :
Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, kiranya cukup jelas tergambar bahwa ajaran Islam sangat menghargai orang-orang yang menuntut ilmu dan orang yang mengajarkannya.  Sedemikian pentingnya ilmu untuk membuat perubahan-perubahan yang berarti di muka bumi ini, maka Islam mewajibkan setiap pribadi muslim, baik laki-laki ataupun perempuan, tua muda, anak-anak atau lansia, kaya miskin dan sebagainya untuk menuntut ilmu kemana dan dimana saja.

Artikel Pendukung : Pengertian Belajar Dalam Dunia Pendidikan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah Ar-Ra’a (13) ayat 11 :
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam belajar atau menutut ilmu, sebagai upaya untuk merubah keadaan diri seperti yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada QS. Ar-Ra’d ayat 11 tersebut di atas, adalah tujuan akhir dari proses belajar tersebut yaitu dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.  Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzaariyaat (51) ayat 56  :

Drs. H. A. Kadir djaelani, M.Pd memberi sebuah konsep utuh terkait tujuan seseorang dalam mencari ilmu. Adapun itu adalah:
“Dalam ajaran Islam menuntut ilmu (belajar) merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh kesungguhan, karena dengan belajar orang akan menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan.  Dan dengan pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya itu manusia dapat menggali dan memanfaatkan karunia Allah SWT untuk kepentingan hidup dan beribadah kepada-Nya